Kanal

KHG Sungai Siak - Sungai Kampar Jadi Lokasi Model Konsolidasi Restorasi Gambut, Ini alasannya

Pekanbaru - Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Sungai Siak - Sungai Kampar Provinsi Riau menjadi lokasi model konsolidasi restorasi gambut. Restorasi gambut di KHG sungai Siak sudah dimulai sejak tahun 2016, namun sifatnya masih parsial.

Demikian disampaikan Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Hartono Prawiraatmaja di Gedung Rektorat Universitas Riau (Unri) kepada awak media, Selasa (8/8/2023) usai menyampaikam sambutannya dalam Forum Group Discussion (FGD) tentang Kebijakan Riau hijau dan keterpaduan lintas sektor dalam mendukung restorasi gambut dalam rangka pembangunan daerah".

"Yang kita lakukan dan dilakukan oleh penanggung jawab usaha belum terkoneksi, keberhasilan restorasi gambut itu sebetulnya cerminannya adalah KHG yang sehat, maka kita perlu mengkonsolidasikan semua hasil restorasi yang dilakukan dalam suatu model pengelolaan KHG yang terintegrasi," sebutnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, pihak Unri akan mengevaluasi tata kelola dan keseimbangan air. Kemudian, kata dia, akan ada rekomendasi penyempurnaan agar tujuan restorasi gambut terintegrasi dalam skala KHG bisa diwujudkan.

"Mungkin dengan menambah sekat kanal disuatu sisi, mungkin ada budidaya paludiculture tertentu yang direkomendasikan, supaya tata airnya bisa lebih baik. Melalui FGD ini kita lakukan perencanaan dulu, menerima ide dan masukan tertentu untuk dirumuskan dan diprogramkan," jelasnya.

Kemudian, ia ungkapkan, alasan KHG sungai Siak - sungai Kampar terpilih menjadi sasaran model konsolidasi restorasi gambut, karena stakeholdernya paling komplit, ada perusahaan, Pemda, UPT, kementrian LHK, pihak CSO.

"Kenapa kita pilih KHG sungai Siak - sungai Kampar, kita melihat taman nasional ada disitu [semenanjung kampar] kemudian suaka marga satwa, kemudian disini [KHG sungai Siak - sungai Kampar] tujuannya terintegrasi, terpadu, dan sistematis. Jadi, untuk terintegrasi kita inginkan perusahaan, taman nasional, LSM, pemerintah daerah, pemerintah pusat ada di situ," terangnya.

Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau SF Hariyanto sampaikan, atas nama pemprov riau menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat, yang telah memberikan perhatian yang luar biasa kepada provinsi Riau. Menurutnya, restorasi gambut sangat diperlukan, apalagi integrasinya.

"Seperti yang disampaikan bapak kepala BRGM, kondisi Riau sering mengalami kebakaran hutan, dampaknya perlu sekian tahun untuk memulihkannya. Maka itu, pada hari ini dengan adanya FGD ini kita harapkan memperoleh masukan yang kita dapat dan untuk diterapkan kedepannya," jelasnya.

SF mengaku, keberadaan BRGM yang bekerjasama dengan pemerintah daerah memberikan hasil yang nyata dalam partisipasinya mengatasi Karhutla. Sehingga, ucapnya, tidak ada lagi persoalan tentang kabut asap hingga gangguan jadwal penerbangan pesawat.

"Dengan adanya BRGM apa ada kemajuan?, sangat pesat sekali, seperti yang kita ketahui di Riau, jika sudah terjadi kebakaran hutan bisa sampai kabut, penerbangan terganggu, dengan adanya BRGM bekerjasama dengan pemerintah daerah, kita buat sekat sekat kanal itu, maka bisa kita lihat, penerbangan tidak pernah terganggu, asap juga tidak parah. Jadi artinya dengan adanya BRGM ini sangat membantu sekali, untuk Provinsi Riau khususnya," tandasnya.

 

Ikuti Terus Forum Kerakyatan

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER