Kanal

Jalan Panjang, Jogor Simbolon Bertemu Sang Guru Jurnalis, Wahyudi El Panggabean

Penulis: Jogor Simbolon

PEKANBARU: Hari Sabtu (21 Oktober)  Whiz Prime Hotel  Pekanbaru. Di aula hotel yang megah itu,  Wartawan Senior sekaligus sang Mahaguru Jurnalis, Wahyudi El Panggabean,.tengah meluncurkan karyanya berupa buku.

Buku jurnalis berjudul: "Untukmu yang Ingin Menjadi Wartawan Sukses" yang di "launching" itu, merupakan buku karyanya  yang ke -11. Saya berada di antara undangan yang menjejal aula tempat digelarnya acara. Meriah sekali.

Yang me-launching buku ternyata, putra Pak Wahyudi sendiri. Yakni, Founder GrizMedia Indonesia, Jakarta, Gemal Abdel Nasser Panggabean, S.H., yang spesial datang dari Jakarta.

Saya juga spesial datang  dari Banyumas, Jawa Tengah, untuk mengikuti acara tersebut. Acara,  yang bagi saya sangatlah benilai sejarah.

Karena lewat acara itulah,  saya bisa bertemu langsung sosok Drs. Wahyudi El Panggabean, M.H.,  yang selama ini diidolakan para  Jurnalis. Temasuk saya.

Lantas, kenapa saya bisa ketemu dengan sosok guru para Jurnalis yang luar biasa ini ?  Akan saya ceritakan kronologinya.

Tahun 2015 - 2020 saya sudah bergabung di media berita terbitan  Jawa barat. Namun, tahun 2020 negeri ini dilanda Chovid- 19. Perekonomian berbagai sektor, lumpuh.  Termasuk perekonomian  para Jurnalis.

Tahun 2022 saya pindah dari Bandung ke Banyumas, Jateng. Saya bergabung dengan para Jurnalis Banyumas. Saya bergabung  dengan 3 media.

Suatu  ketika, saat asyik mengutak-atik YouTube saya menemukan  Channel  YouTube Wahyudi El Panggabean. Saya tonton. Saya simak video demi video. Di Channel itu tertera nomor telepon Pak Wahyudi.

Terus terang, saya merasa tertarik.  Kemudian, singkat cerita, saya  memberanikan diri menelepon beliau.

Saya berniat mengutarakan  maksud saya agar diterima menjadi muridnya. Syukurnya, sang Guru Jurnalis tersebut berkenan  menjawab pertanyaan saya dengan  singkat dan padat.

Masih terngiang di telinga saya ungkapan beliau yang langsung memberi saya motivasi. "Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, intinya cuma satu: harus rajin belajar".

Dari obrolan kami yang hangat itu, rasa keinginan saya menjadi muridnya semakin memuncak tinggi. Lalu saya  bertanya:

"Pak,  pak boleh saya dikasih KTA dan surat tugas?" Lantas, beliau menjawab:  KTA, kartu identitas dan surat tugas, itu urusan breakang,. Yang paling utama, ilmu menggunakan senjata," katanya.

Mendengar kalimat tersebut saya bagaikaan orang yang kelaparan kemudian melihat nasi. Tetapi tidak punya uang untuk membeli makanan tersebut. Tentu, kita lemas. Lesu tak berdaya.

Kemudian, saya mendesak lagi:  "Pak  tolonglah saya,  saya ikut bapak!".  Beliau mengatakan, gampang tapi ada syaratnya. Kesatu, buat surat lamaran. Kedua, tulis riwayat hidup. Dan, ketiga, lamaran dan riwayat hidup  harus ditulis tangan. Kemudian dibacakan lewat zoom. Keempat, menulis 5  berita yang berbeda.

Seterusnya, beliau menawarkan buku untuk penuntun wartawan yang berjudul: Strategi Menembus Nara sumber  dan Wartawan Berani Beretika.

Saya memesan satu judul buku. Saya membacanya dengan tekun. Bulan berikutnya saya pesan buku yang lain, saya baca dengan saksama. Kemudian saya pesan lagi 3 judul buku.

Setelah memelajari ke lima buku karya Pak Wahyudi itu, saya kembali menelpon beliau agar saya di-test. Beliau setuju saya menjalani test. Lulus. Kemudian Kartu Pers saya dikirim beliau.

Enam bulan berikutnya, Bapak Wahyudi El Panggabean memberi saya informasi, bahwa 21 Oktober 2023 ada pelatihan wartawan, di Hotel di  Pekanbaru. Inilah kesempatan bertemu dan belajar langsung.

Lagi- lagi saya pusing 7 keliling karena, terus terang ssya terbentur dana. Dengan jarak antar provinsi dan tidak ada seorang pun saya kenal di Pekanbaru.

Saya mengadakan rapat "sinode darurat" dengan istri saya. Pada rapat  tersebut hasilnya dana ( Rp-0).  Saya pasrah bagaikan bunga yang layu.

Sepekan lagi acara mau berlangsung. Ketika istri saya  mengatakan saya harus tetap berangkat, saya kaget dengan suara terbata-bata..

"Uang darimana,  Mah?"
"Udah,  kita punya Tuhan,"  jawabnya.

Saya bengong.  Tapi yang tadinya saya lemah lesu berobah total jadi semangat 45.

Tanggal 17 Oktober saya membeli tiket ALS Patas Exekutif  BK 7609 LD, tujuan Pekanbaru. Tanggal 20 Oktober sekitar  jam 03.00WIB  saya sampe di Fool ALS Pekanbaru.

Saya tanya orang yang di loket tersebut:  di mana saya bisa nginap? orang yang sedang duduk di depan meja yang di loket tersebut mengatakan saya boleh nginap sampai jemputan tiba.

Saya naek kelantai -2 di sana ada sofa,  saya duduk seraya mengambil hp saya dari tas,. Saya "wa"  bapak Wahyudi El Panggabean, memberi tahu bahwa saya sudah di loket ALS Pekanbaru,.

Saya capek.  Selama 2 hari 3 malam saya dalam bus.  Saya langsung ketiduran. Sekitar pukul  07.00 WIB Android  saya berdering. Saya terbangun. Ternyata, Pak Wahyudi EL Panggabean yang menelepon.

Saya ambil tas saya saya turun tangga tenyata bapak tersebut sudah duduk di kursi menghadap meja.  Saya salam dan tunduk kepala sambil setengah sadar karena baru bangun tidur.

Sang Guru menerima salam saya seraya berkata: "Selamat berjumpa di Pekanbaru," katanya sembari tersenyum manis.

Saya merasa sukses, tapi setengah sadar saya berpikir ini benaran apa mimpi ya? dalam hati saya.

Kami ngobrol 5 menit, tapi   bapak guru tersebut mengajak saya ke mobil. Kami langsung melaju ke Emerald Hotel, Marpoyan, Pekanbaru.

Di  dalam mobil kami ngobrol, saya dikasih buku yang akan di luncurkan. Saya terima dengan senang. Di saat itulah saya baru sadar bahwa saya bukan bermimpi, melainkan nyata.

Di kafe hotel kami ngobrol seperti bukan guru dan murid. Melainkan, seperti sahabat yang sudah lama terjalin. Padahal, itu pertemuan pertama kami.

Kami menikmati kopi dalam obrolan yang hangat selama 30 menit. Dalam hati saya  membathin: "Pantaslah banyak orang mengidolakan Pak Wahyudi. Beliau sangat ramah, rendah hati dan baik,".

Saya  merasa beruntung bertemu beliau. Lebih beruntung lagi saya bisa jadi muridnya...***

Ikuti Terus Forum Kerakyatan

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER