Kanal

Dia Keliru Memilih Jalan....

By: Dr. Anwar Bet Pasaribu, Sp.PD

HIRUK pikuk suara musik terdengar menggelar di ruangan itu.

Hari mulai larut malam. Seorang lelaki setengah baya dengan wajah kusut duduk disudut ruangan hiburan malam itu. Suara musik yang mengelegar seolah tak di dengarnya.

Dia asyik dengan jalan fikirannya sendiri. Dia acuh dan tidak perduli dengan orang di sekitarnya, yang sibuk bernyanyi dan berjoget.

Sesekali dia meneguk minuman keras yang tersedia di atas meja. Dia mengenang jalan hidupnya yang malang.

Istrinya meninggal belum genap enam bulan yang lalu karena kecelakaan. Kemudian musibah datang beruntun menghampirinya.

Anaknya mati tenggelam dan rumah hangus terbakar. Apalagi cobaan dari tuhan yang akan saya hadapi.

Dia berpikir  apa salahku dan apa dosaku, kenapa tuhan tidak berlaku adil, padahal selama ini saya rajin sholat, rajin melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya.

Tuhan memang benar benar tidak adil, sepertinya lebih baik aku mengakhiri hidup ini dengan cara bunuh diri.

Lelaki setengah baya ini keliru menilai kebesaran tuhan, dia tidak tahan dengan cobaan. Tuhan itu maha pengasih lagi maha penyayang.

Padahal tuhan menyebutkan dalam buku suci bahwa dia tidak akan mencoba hambanya yang tidak mungkin dapat ditanggung hambanya dengan syarat selalu berdoa dan berdoa kepadaNYA.

Lelaki setengah tua ini merasa tuhan telah menjauhinya, berpaling darinya, padahal tuhan berseru bahwa dia lebih dekat dengan  urat nadi hambanya.

Menjelang dini hari dia pulang entah mau kemana,  rumahnya sudah tidak ada lagi. Dengan terhuyung huyung dia memasuki lorong gelap dan becek setelah diguyur hujan semalaman.

Lolong anjing terdengar sayup di kejahuan.  suara adzan subuh yang terdengar menggema  seolah tak didengarnya.

Semoga Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Memberi jalan yang lurus kepada lelaki paroh baya itu, jalan lurus yang Engkau ridhoi.

*Abepas 77

Ikuti Terus Forum Kerakyatan

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER