Kanal

Peserta ISPO dari Apkasindo Ingin Cepat Pulang, Ada Apa?

By: Andini (Jurnalis Apkasindo)

Terbitnya Peraturan Presiden (Pepres) Nomor 44 tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia yang diundangkan pada tanggal 16 Maret 2020 membuat organisasi terbesar Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) deg-deg kan bercampur merinding.  Pasalnya kebanyakan dari Petani sawit tidak mengetahui dan memahami apa itu ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil). 

Percepatan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) membutuhkan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk kegiatan implementasi dan audit. Atas dasar itulah, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memberikan dukungan kepada petani sawit untuk mengikuti kegiatan pendidikan auditor ISPO dan itu diwujudkan dalam bentuk keikutsertaan Pengurus APKASINDO pada pelatihan tersebut.

“Kami mengapresiasi dukungan BPDPKS terhadap APKASINDO dalam hal meningkatkan SDM Pengurus APKASINDO di bidang ISPO ini, ujar Dr.cn. Ir. Gulat ME Manurung, MP.,C.APO Ketua Umum DPP APKASINDO.

Pelatihan auditor ISPO digelar oleh Mutu Institute di Bogor, Jawa Barat, selama satu minggu. Gulat mengatakan jumlah anggota APKASINDO sebanyak 10 orang yang menjadi peserta pelatihan. Peserta ini sebagian besar pengurus DPW APKASINDO se-Indonesia mulai dari Sumatera sampai Papua.

“Kami berharap dengan disekolahkannya 10 pengurus Apkasindo ini akan menjadi tambahan amunisi buat petani. Sebagaimana arahan Presiden Jokowi melalui peraturan presiden yang mengatur ISPO. Kami menyadari bahwa APKASINDO harus menjadi garda terdepan dalam membangunkan semangat Petani sawit untuk sesegera mungkin move on menuju ISPO, ini bukan pekerjaan mudah, dan waktu kami untuk mempersiapkan petani untuk mengenal dan memahami ISPO sangat singkat, 3,5 tahun kedepan pluit ISPO sudah wajib bagi semua petani sawit, kami harus optimis dan mohon dukungan semua pihak,  urainya.

Ia mengatakan 3,5 tahun lagi tepatnya 2025 akan menjadi kewajiban bagi petani untuk mengantongi sertifikat ISPO. Itu sebabnya, auditor dari kalangan petani sangat dibutuhkan untuk memandu dan membantu proses sertifikasi. Point inilah membedakan auditor dari petani dengan perusahaan.

“Satu hal penting adalah auditor dari petani berbeda dengan auditor perusahaan. Karena auditor dari APKASINDO ingin memandu serta mengarahkan rekan-rekan sesama petani agar memahami apa itu ISPO dan bagaimana prosedur menuju kesana. Sebab, tidak mudah menyakinkan petani sawit dan hanya sesama petani dapat saling memahami,” jelasnya.

Hari ini tepatnya Sabtu 12 Juni, Pelatihan Auditor ISPO telah berakhir, uji kompetensipun sudah dilaksanakan, Saya berharap semua peserta Pelatihan (kursus) Auditor ISPO Perwakilan dari APKASINDO bisa lulus 100%, ya 10 orang, harapan Petani sawit untuk memandu mereka menuju ISPO dibebankan kepada 10 orang Calon Auditor ISPO ini.

APKASINDO akan selalu mengirimkan 10 orang Pengurus APKASINDO setiap angkatan Kursus Auditor ISPO ini. Jadi 22 DPW Provinsi dan 144 DPD Kabupaten Kota harus punya auditor ISPO. Dengan begitu, mereka bisa membantu sesama petani menuju ISPO, ini tidak dapat ditawar lagi.
Sebelumnya, DPP APKASINDO telah memiliki 5 auditor ISPO. Hasilnya, organisasi mampu membantu proses sertifikasi 27 Kelompok Tani dan KUD di 22 Provinsi perwakilan APKASINDO. Gulat menjelaskan bahwa kehadiran auditor ISPO ini terbukti membantu proses sertifikasi petani, karena petani kerap kali tidak paham istilah dan syarat sertifikasi jika Tim Sertifikasi ISPO melakukan audit. Akibatnya Kelompok Tani atau KUD yang akan di ISPO kan enggan untuk melanjutkan prosesnya. Nah disinilah letak pentingnya Petani sawit belajar untuk menjadi Auditor ISPO, ya paling tidak bisa  menjadi jembatan antara Petani sawit dengan Lembaga Sertifikasi, ini sudah terbukti di beberapa Kelompok Tani atau KUD yang akan di Audit berakhir mandek, karena miss komunikasi, tapi setelah Tim Auditor APKASINDO hadir  mendampingi, semuanya menjadi lancer dan clear," rinci Gulat.

Ketua DPW APKASINDO Provinsi Sulawesi Tengah, Siswanto, SP. menambahkan, “Pelatihan ini sangat penting untuk menambah wawasan dan upgrade pengetahuan mengenai regulasi kedepannya agar dapat berkompetisi di masa depan”, dan kebetulan Saya salah seorang dari 10 orang yang di utus oleh DPP APKASINDO untuk mengikuti Kursus Auditor ISPO ini. Saya akuin tidak mudah menjadi Auditor, Modul Pelatihan dan semua Regulasi terkait Perkebunan dan Kehutanan harus dikuasain seorang Auditor. Ilmu Auditor ini harus komplit, tidak cukup hanya aspek agronomis, ya 7 hari terasa kurang untuk kursus ISPO ini," ujar Siswanto. 

Apalagi saat Praktek Auditor dan uji kompetensi dilaksanakan, kami Petani sangat tertantang untuk bisa menjadi yang terbaik pada Angkatan Pelatihan ISPO ini, ungkap Siswanto ketika dihubungi saat Penutupan Pelatihan di Kawasan Puncak Bogor.

"Saya ingin cepat-cepat pulang ke Palu, ingin rasanya segera mengadakan rapat dengan pengurus APKASINDO Sulteng, supaya kami mempersiapkan modul yang sederhana mudah dimengerti oleh Petani sawit di Sulteng," ujar Siswanto dengan semangat didampingi Terry Ansanay perwakilan dari DPW APKASINDO Papua.

"Terimakasih kepada BPDPKS yang telah memberikan perhatian serius kepada Petani sawit untuk bisa berbenah menuju Good Agriculture Practices (GAP) yang berkelanjutan, demikian juga kepada Lembaga Sertifikasi (LS) Mutu Institute International yang telah menyelenggarakan Kursus ini, kami ingin tetap bisa berkomunikasi kepada para Instruktur Mutu Institute, apalagi jika kami menghadapai kendala dilapangan," kata Siswanto.

Ikuti Terus Forum Kerakyatan

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER