Kanal

KEUNGGULAN BERSAING

By: L. N. Firdaus

Kalau tidak punya keunggulan dalam persaingan, jangan berkompetisi….!”, kata Jack Welch, CEO "Terhebat" sepanjang sejarah General Electric

Lantas, apakah keunggulan untuk bersaing itu? Tidak lain adalah kemampuan untuk belajar,  dan dengan lekas menerjemahkan pelajaran itu menjadi tindakan nyata. 

Tanpa tindakan nyata, tak ada hasil (produk dan jasa) yang dapat diunggulkan. Kurangkan  "Bual". Banyakkan "Buat". Kalau 'nak buat, buat lah sampai jadi. Usah setengah-setengah. 

Itulah keunggulan bersaing yang sesungguhnya.  Belajar berarti terus menerus menilai diri sendiri. Terus menerus menyadari dimana posisi kita berada saat ini. 

Laporan Indeks Daya Saing Daerah Tahun 2020, menunjukkan posisi Provinsi Riau di usia 64 ini berada di peringkat Sedang (2,2399), beda kelas dengan saudara kembar Provinsi Kepri yang tergolong tinggi (3,2079). 

“Riau Bersatu” hendak lah diperkaya dengan ikhtiar "Memadu Hati" masyarakat Riau. Kurangkan "laku", tindak yang menyakitkan hati orang ramai.

Kurangkan pidato-pidato yang memuakkan lubang telinga orang yang menyimak, banyakkan aksi-aksi monumental yang memukau orang ramai.

Riau mesti berlari makin ligat dan lincah untuk mengejar impian (visi) yang sudah diusung sendiri: "Berdaya Saing"; "Sejahtera"; "Bermartabat" dan "Unggul".

Hendak berdaya dalam bersaing, tingkatkan mutu dengan sungguh-sungguh belajar. 

Hendak sejahtera, tingkatkan "nilai tambah" melalui inovasi. Inovasi tidak mungkin dikreasi kalau orang Riau malas berfikir melahirkan terobosan (breakthrough).

Hendak bermartabat, amalkan lah tindak-tanduk yang bermarwah. "Adat Lembaga" jangan dibuang. Kalau dibuang binasa negeri. 

Hendak unggul, bangun lah etos bekerja dan etos berkarya dengan menjulang kebiasaan-kebiasaan unggul (excellence) peradaban cermerlang, gemilang, dan terbilang.

Limpahan harta sumberdaya alam yang dianugrahkan Tuhan kepada Riau semakin hari kian menipis mendekati habis (Liau).

Di usia yang menapak ke 64 ini, elok lah insaf untuk lekas mengubah paradigma orientasi pembangunan dari berbasis sumberdaya alam menuju berbasis Modal Insan (Human Capital).

Benamkanlah sebanyak mungkin investasi jangka Panjang untuk memahat modal insan Riau yang ber-"Nilai Tambah Tinggi" sehingga makin berdaya (power). Malas memahat, tuailah "Nilai Kurang" yang membuat kita semakin "Tak Berdaya" (powerless).

Belajarlah pada "Layar Perahu" Lancang Kuning lambang kebesaran Riau Negeri Bernama.  Layar hanya berguna jika angin berhembus ke arah: Tujuan. Wallahualam…..!***

----------------------
L.N. Firdaus:
Guru Besar FKIP Universitas Riau, Anggota Komite Penjamin Mutu  Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) Provinsi Riau, dan Ketua Dewan Penasehat Ikatan Alumni Lemhannas (IKAL) DPP Provinsi Riau.

Ikuti Terus Forum Kerakyatan

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER