Sebuah Tonggak Tauladan

Kamis, 28 Juli 2022

By: Wahyudi El Panggabean

SEDIKIT saja, orang yang memilih hidup mewarisi jihad Rasulullah--sebagai "Pendakwah". Tidak banyak orang yang mewarisi itu, sekaligus  meneruskan misi ayahnya. 

Tetap teguh dengan: Amar Ma'ruf-Nahi Munkar.

Beberapa orang mungkin, mengikuti tradisi adat menikah dengan "boru-tulangnya. Tetapi, sebagian kecil saja yang didasari cinta & "kepatuhan" pada Ibu yang melahirkannya.

Kriteria itu adalah indikasi kuat meraih kearifan. Kearifan, yang dalam Hadis Rasulullah  ditempatkan pada skala prioritas: 3 langkah mendahului perlunya menuntut ilmu pengetahuan.

Hari ini, (28 Juli 2022) pria yang saya maksud memasuki usia tepat:  separo abad. Itu artinya, sang Ustazd Endri Muksin Panggabean, S.Ag telah menapaki 75 persen garis taqdir rata-rata Usia Harapan Hidup orang Indonesia: 65 tahun.

Sebagai salah seorang saudara kandung yang lebih senior dari sisi usia, saya cukup sempurna mengamati jejak kaki Ustad Endri Muksin. 

Dari kala usia merangkak,  bisa berdiri dan melangkah. Berjalan hingga menjadi lentera dalam kegelapan bagi keluarga. Anak "Sijujung Baringin".

Sosok yang loyal terhadap orang tua. Sumber cinta dan kasih sayang buat istri dan anak-anaknya. Mengingatkan saya pada pesan KHA Dahlan: 

"Warisan terbesar seorang ayah adalah dapat membuat keluarganya sebagai teladan."

Kemudian dia tampil menjadi tongkat dalam  arus kedangkalan aqidah, imtek dan imtaq di tengah "mazhab" dan masyarakatnya. 

Yang dia lakoni sebagai seorang pendidik. Juga sebagai peng-khhotbah nilai-nilai kebenaran: Al-Quran dan Hadis. 

Selamat Ulang Tahun ke-50 Tahun ya Dek,  Pak Ustazd Endri Muksin Panggabean, S.Ag. Semoga Allah senantiasa memberi umur yang berkah dan kebahagiaan. Hidayah dan lindungan buat adinda dan keluarga. Doa terbaik selalu terkirim. 

Hidup ini akan berlanjut. Siapa yang mampu akan bertahan. Toh, kebaikan satu-satunya tiket kita 'tuk diberi perpanjangan waktu di dunia fana ini.

Harapanku:  Adinda senantiasa konsist memerankan kebaikan di tengah komunitas pengabdian. 

"Teladan yang baik adalah khotbah yang paling jitu," kata sang Pendiri Muhammadiyah,  KHA Dahlan.