Kumpulkan Tujuh Medali, Lima Atlet Angkat Besi Riau Kantongi Tiket PON 2024

Senin, 24 Juli 2023

Ikhsan Fitra

PEKANBARU - Sebanyak lima atlet angkat besi Riau dipastikan lolos ke Pekan Olahraga Nasional (PON) Sumatera Utara (Sumut) dan Aceh tahun 2024 mendatang setelah sebelumnya mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Pra PON di Bandung, Jawa Barat.

"Pada Kejurnas Pra PON yang dilaksanakan di Bandung beberapa waktu lalu, kita meloloskan lima atlet ke PON. Selain itu, kita juga sukses mengantongi 1 emas, 4 perak dan 2 perunggu. Total ada 7 medali," ujar Plt ketua Pengprov Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) Riau, Ikhsan Fitra, Senin (24/7/2023).

Ia mengatakan tujuh medali yang diraih tersebut disumbangkan dari 3 lifter.

Adianto Gulo yang turun di kelas 96 Kg putra berhasil menyumbang 1 emas dan 2 perak. Emas diraih Adianto karena berhasil mengangkat besi seberat 169 Kg, pada angkatan clean and jerk.

Untuk dua medali Perak Adianto diraih pada nomor angkatan snatch dengan angkatan besi seberat 127 Kg. Sedangkan perak kedua Adianto diraih dari seluruh angkatan snatch dan clean and jerk, total angkatan 296 Kg.

Lifter senior Riau, Maharani yang turun di kelas 87 Kg putri, meraih 2 perak dan 1 perunggu. Satu perunggu lagi disumbangkan Syafig Abdurrahman yang turun di kelas 89 Kg

Dua lifter Riau yang lolos PON yakni Lodia Dwi Kafitri kelas 71 kg (rangking 6) dan Rena Ilasari dikelas 87+ (rangking 4).

"Alhamdulillah dari hasil ini ada catatan tersendiri, bahwasanya ada kita optimis untuk di PON 2024 mendatang bisa meraih 2 emas. Kalau di PON 2023 lalu kan kita 1 emas, nah tahun 2024 kita berani menargetkan 2 emas," sebutnya.

Setelah ini pihaknya akan melakukan pertemuan dengan 11 atlet dan pelatih yang berangkat ke Kejurnas Pra PON di Bandung beberapa waktu lalu untuk memberikan semacam evaluasi.

"Yang pertama adalah kemarin Adianto Gulo, itu dari angkatan sehari-hari 180 Kg itu sudah mainan dia. Tapi kemarin cuma 170 Kg, dia mengalami kram. Ini perlu kita evaluasi, kita dapat informasi faktor utamanya adalah karena kurang suplemen," sebutnya.

Evaluasi kedua adalah Maharani peraih medali emas di PON Papua lalu. Saat di Kejurnas kemarin Maharani hanya mendapatkan perak.

"Inikan perlu kita evaluasi. Sebenarnya letak masalahnya dimana, mungkin faktor keluarga atau yang lain itu akan kita evaluasi. Dari gambaran kemarin Maharani memang jauh dari yang kita harapkan, selisih 5 kg dari atlet Kaltim yang mendapatkan emas. Sebenarnya kami targetkan emas untuk Maharani. Tapi namanya pertandingan bisa saja terjadi, dan untuk PON akan kita push lagi," pungkasnya.