Ratusan Petani Sawit di Kandis Berharap Penyelesaian Lahan Terklaim Kawasan

Sabtu, 29 Mei 2021

Ketua DPU Apkasindo Kandis, Syafrizal Arif, S.Pd (kanan) meneliti peta bersama petani.

By: Syah Arif (Jurnalis Apkasindo)

Langkah awal menelusuri lahan-lahan petani sawit di kawasan Kandis, Siak, Riau, yang terklaim kawasan hutan. Penelusuran  di mulai dari Kampung Adat Bekalar, dilanjutkan ke kampung lainnya.

Ratusan petani di daerah ini kini mengalami keresahan. Penyebabnya, kebun mereka diklaim pemerintah masuk kawasan hutan produksi tetap.

"Akan kita coba perjuangkan pelepasan mengacu pada UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan PP nomor 23 serta PP nomor 24 tahun 2021. sample kordinat yang kita ambil ternyata masih ada juga lahan perusahaan diduga dalam kawasan hutan produksi tetap. Semoga atas dukungan dan kerjasama petani sawit apa yang kita harapkan dapat terkabul..," kata Dewan Pimpinan Unit Assosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPU-Apkasindo) Kecamatan Kandis, Syafrizal Arif, S.Pd. 

Meski sudah ditetapkan sebagai Kampung Adat Bekalar  lewat penerbitan Perda Siak No. 2 Tahun 2015, toh dalam peta kebun sawit petani di kawasan ini tetap diklaim dalam kawasan hutan produksi tetap.

Dua dari ratusan petani  petani sawit yang berkebun di kawasan Bekalar, Kandis mengeluhkan masalah mereka kepada Jurnalis Apkasindo beberapa hari silam.

Condro Muhammad (72) misalnya. Kini kebun sawitnya seluas 4 hektare diklaim masuk kawasan hutan produksi tetap. Kebun Condro ini berada persis di sebelah kebun PT Ivo Mas.

"Padahal, saya berkebun disini sejak 27 tahun silam. Lahan sayapun sudah memiliki legalitas berupa SKGR dari Camat," katanya kepada Syah Arif Jurnalis Apkasindo.

Selain Condro, ada Husai (60) juga pemilik kebun sawit 4 hektare dengan legalitas lahan Surat dari Desa. "Kami sangat berharap Apkasindo bisa membantu kami," ujar pria  8 anak ini.

Menurut Husai dia berkebun di kawasan itu  sejak tahun 2005. Tahun 2013 katanya sudah ada kesepakatan pelepasan dari PT Arara Abadi.

"Sayangnya, sampai hari ini belum ada penyelesaiannya. Akibatnya, status kebun saya belum jelas," keluhnya.

Kedua petani ini berharap kepada' Apkasindo bisa membantu persoalan kebun mereka dan juga ratusan petani lain yang bernasib sama di kawasan itu.***