Antara Harga TBS & Kebun Terklaim Kawasan Hutan

Sabtu, 05 Juni 2021

By: Syah Arif (Jurnalis Apkasindo)

Setidaknya, ada dua masalah yang diperoleh saat perjalanan jurnalistik ke Desa Libo Jaya, Kandis,  Kamis (3/6) silam.

Kesatu, persoalan harga Tandan Buah Segar (TBS ) yang tidak sesuai dengan harga standar. "Karena kami masih bergantung pada tengkulak," ujar Hendrik (19) seorang petani di sana.

Menurut Hendrik, harga TBS  hanya Rp 1.900 per- kilo gram. "Menurut pihak PKS kepada agen yang membeli TBS kami, buahnya belum masak. Makanya, harga rendah," Hendrik, mengeluh. 

Jarak kebun petani ke lokasi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Libo Sawit Perkasa sebenarnya hanya 6 km. Potongan 4 persen..

Ditemui di sekitar kebunnya di kawasan Kampung Batak, Libo Jaya yang menghampar seluas 4 hektare, Hendrik menyebut belum pernah menikmati harga tinggi dari TBS. "Inilah risiko berhubungan lewat tengkulak," katanya.

Di wilayah RT 01, RW 03 tersebut ada seratusan  petani sawit  swadaya dengan luas kebun sekitar seribu hektare kawasan ini berpotensi panen per hari TBS  80 ton. Kawasan ini berposisi 17 km dari Kandis.

"Harapan kami tidak muluk-muluk. Ke depan harga TBS diberlakukan harga yang sebenarnya," harap Hendrik, ayah dari tiga anak itu.

Masalah kedua, terungkap dari wawancara dengan Irmawati Simatupang (53). Ibu 6 anak ini mengeluhkan kebunnya yang terklaim kawasan hutan.

Kebun dengan luas 4 hektare dengan legalitas surat desa itu,  sebenarnya,  sudah diketahui Irma terklaim kawasan hutan sejak 7 tahun silam. 

"Tahun 2014 sudah diajukan surat 
permohonan pelepasan melalui desa. Tetapi,  sampai sekarang,  belum ada kejelasan," ujar Irma.

"Saya berharap kepada Apkasindo bisa membantu menyelesaikannya," pinta Irma yang sudah berkebun di sana  sejak puluhan tahun silam.***