DNA PERUBAHAN

Ahad, 25 Juli 2021

By: L.N. Firdaus


Tidak ada sesuatu yang kekal di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan adalah sesuatu yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Perubahan sesungguhnya merupakan suatu proses yang bersifat alamiah. 

Secara biologis, kita tidak akan lahir ke dunia yang fana ini jika janin (zigot) yang terbentuk hasil fertilisasi sel telur (ovum) oleh mani (sperma) tiba-tiba berhenti membelah-tumbuh dan berkembang menjadi bayi yang siap dilahirkan. 

Setelah lahir ke dunia, kita pun tumbuh-berkembang-dewasa-tua-mati-meninggal dan akhirnya masuk ke dalam siklus daur ulang materi dalam liang lahat di tanah pekuburan. Demikianlah perubahan itu. 

Meskipun alamiah,  perubahan seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman, terutama bagi orang-orang yang sulit berubah atau enggan diajak untuk berubah ke arah yang lebih baik. 

Jika kita selalu menolak untuk berubah, maka kita sesungguhnya menolak kesempatan untuk meraih kemajuan.

Dalam kaitannya dengan kemampuan berfikir, rerata manusia berfikir sekitar 60.000-80.000 kali setiap hari (Borg, 2014). Semasa periode bayi prenatal berusia 3 tahun, koneksi sel saraf (neuron) dapat mencapai 3 milyar serabut saraf (synaps) per detik (Parker, 2015). 

Semua aktivitas biologis kita dikendalikan oleh otak yang beratnya tidak lebih dari 1,5 kg dengan jumlah selnya setara dengan 167 kali jumlah penduduk dunia.

Tidak ada satu pun makhluk lain di muka bumi ini yang diciptakan dan dihadirkan ke dunia fana ini se-istimewa manusia. Tuhan menitipkan potensi dalam diri kita bukan untuk dibawa ke dalam kubur.

Tanpa perubahan tidak akan ada kemajuan. Kemajuan adalah kehidupan yang terus menerus mengalami perubahan. Menghentikan perubahan berarti menghentikan kemajuan, dan itu sama artinya dengan mematikan kehidupan.

Bagaimana caranya? Usah terus menerus melakukan hal yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya kalau kita mengharapkan hasil yang berbeda dari sebelumnya (Anthony Robbin (1997). 

Keberhasilan seorang pemimpin melalui kepemimpinannya seringkali diukur dari kemampuannya dalam memprediksi perubahan (Rhenald Kasali, 2005). Itulah sebabnya perubahan membutuhkan para pembuat perubahan (change maker). 

Kualitas kepemimpinan seorang pemimpin akan menentukan kualitas perubahan dari organisasi yang dipimpinnya.  Tugas utama seorang pemimpin adalah bagaimana menerjemahkan visi menjadi aksi. Pun dia tak hirau sangat dengan posisi dan/atau jabatan, namun lebih pada manfaat, nilai dan tanggungjawab. 

Kata-katanya memicu orang lain bergerak (change) karena termotivasi. Ia juga bukan memimpin pekerjaan (manajer proyek atau koordinator)), melainkan memimpin orang. Manajer tidak menghasilkan atau menciptakan pemimpin. Karena itu, kepemimpinan sejatinya bukan lah posisi, melainkan aksi (tindakan). 

Dia memperbaharui/menciptakan sistem baru, bukan hanya memelihara sistem yang ada. Merdeka, kreatif, berani melakukan kesalahan, tetapi tetap disiplin, bukan manajer angguk (siap Pak…!). Berani menghadapi tantangan, bukan menghindari resiko.

Orientasi pemikirannya ke masa depan dan imajinatif, bukan di sini dan hari ini (here and now). Dasar aksi perubahannya adalah kreativitas dan karakter, bukan menciptakan pengikut (followers) dan bawahan. Pembelajaran dan pencapaian terbesar tidak berasal dari pekerjaan kelompok dengan standar tertentu, tetapi dari upaya-upaya unik individu (Copper (2007).

Perubahan akan memberi kita awal yang baru dengan cara meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang buruk dan tidak berfaedah (Kotter & Cohen, 2008).  Kepemimpinan yang inovatif harus memahami pentingnya suatu visi yang jelas (Stauffer, 2005). 

Nilai dari berfikir strategis dalam perencanaan tidak hanya sebatas memberikan perspektif jangka panjang, melainkan juga memuat kriteria untuk mengevaluasi gagasan dan tindakan sesaat, menuntun keputusan yang harus dibuat dalam oranisasi saban hari. 

Pemborosan yang paling besar adalah di tanah pekuburan karena kita mati sebelum dapat mengoptimalkan semua potensi yang telah dianugrahkan Tuhan.   Pemakaman adalah tambang terkaya di dunia- di dalamnya terkubur impian-impian yang tidak pernah menjadi kenyataan.  Pemakaman adalah situs utama dimana setiap manusia hebat tidak pernah menjadi hebat karena tidak bertanggungjawab atas hidupnya melalui perubahan yang esensial dan sejati. ***
---------------------
L.N.Firdaus: Guru Besar FKIP Universitas Riau, Anggota Komite Penjamin Mutu  Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) Provinsi Riau.