INDODAX: TPPU PAKAI ASET KRIPTO JUSTRU MUDAH DILACAK
Penetapan Calon Terpilih Anggota DPRD Kota Cilegon
Tambang Galian Pasir Desa Batu Kuda, Menelan Korban
Menunggu Curahan Kasih untuk Sang Bocah
Aldi Febriano, seorang bocah, terlahir menderita Hidrosefalus. Aktivis Mahasiswa mensponsori penggalangan dana.
Pukul 16.15 Wib, Kamis, 25 November 2021. Saat beberapa warga duduk bersantai di depan teras rumahnya, tiba- tiba pandangan mereka tertuju pada sebuah mobil keluarga berwarna merah marun.
Mobil itu bergerak mendekat. Berhenti tepat di depan rumah Bapak Rano Karlino. Mobil siapakah itu?
Tidak lama setelah mobil berhenti, tampak lah 8 orang anak muda keluar dari mobil. Tiga di antara mereka, perempuan. Selebihnya, laki- laki.
Mereka berpenampilan necis. Berseragam jas berwarna merah, berpakaian rapi dan bersepatu, Semakin menimbulkan rasa penasaran disetiap benak warga yang menyaksikan kedatangan orang-orang berpenampilan necis dan rapi tersebut.
Rasa penasaran ini, mengundang keingintahuan warga, sehingga tanpa dikomandoi, warga berdatangan dan berkumpul di halaman depan rumah Bapak Rano.
"Ada apakah gerangan, mereka itu siapa, " Tanya Wahyudi, salah satu warga masyarakat Desa Petaling Jaya yang kebetulan rumahnya berhadalan dengan rumah Bapak Rano.
Rano Karlino (43) merupakan suami dari Utin Sutinah (37), sebuah keluarga yang tinggal di RT 004 RW 005 Desa Petaling Jaya Kecamatan Batang Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau.
Sebuah desa transmigrasi yang berjarak hanya 7 Km dari Ibukota Kecamatan Batang Cenaku (Desa Aur Cina).
Sebagian penduduk desa merupakan masyarakat yang bersuku jawa dan sunda, sisanya berasal dari suku batak.
Dulunya mereka semuanya merupakan pendatang, hanya segelintir saja yang merupakan penduduk asli, yakni masyarakat yang berasal dari suku Melayu.
Mayoritas masyarakat Desa Petaling Jaya berprofesi sebagai petani perkebunan kelapa sawit.
Sebagian lagi bekerja sebagai buruh panen nya, ada juga yang berdagang serta berprofesi sebagai peternak sapi dan memelihara ikan budidaya.
Hanya 2 orang saja yang membuka bengekel, itupun bengkel seadanya, tidak seperti bengkel- bengkel besar. Layaknya yang terdapat di kota besar.
Dari pasangan keluarga Rano Karlino dan Utin Sutinah, lahirlah anak ke dua, seorang anak laki - laki. Tentunya menjadi harapan bagi pasangan keluarga Rano Karlino dan Utin Sutinah. Buah hati, yang mereka beri nama Aldi Febriano.
Delapan hari sebelumnya, tepatnya Hari Kamis (18/11/2021) sekumpulan anak muda yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) dan Sekolah Tingga Ilmu Hukum (STIH) beserta Organisasi Tugu Patin Pematang Reba Kabupaten Inhu, malakukan aksi penggalangan dana di Bundaran Tugu Patin.
Mereka tergerak hatinya untuk menolong, setelah mengetahui adanya pemberitaan dari media online, mengenai kondisi Aldi Febriano yang menderita Hidrosefalus sejak lahir.
Aldi Febriano (7), Tuhan sudah menentukan takdir hidupnnya, tidak seperti anak-anak seusianya yang dapat bermain ceria bersama teman- teman.
Terlahir dalam keadaan menderita Hidrosefalus. Sehingga, pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya terhambat. Hari-hari ia hanya bisa berbaring, tergolek tak berdaya.
Tubuhnya terlihat kuruskurus, hanya tampak tulang yang berbungkus kulit. Tidak ada yang bisa Aldi lakukan, tangan dan kakinya hanya kaku tanpa bisa digerakkan.
Bola matanya melirik kanan dan ke kiri seolah ingin mengajak orang di sekitarnya bercerita perihal kondisinya.
Kedatangan sekelompok anak muda tadi, ternyata merupakan bentuk kepedulian atas kondisi Aldi. Mereka ternyata mahasiswa dan mahasiswi BEM STIA dan STIH yang melakukan aksi penggalangan dana delapan hari sebelumnya.
Kedatangan mereka ke rumah kediaman orangtua Aldi, disambut haru dan bahagia.
Utin Sutinah, ibu kandung Aldi, merasa senang sekali dan terharu atas kepedulian Mahasiswa dan mahasiswi yang tergabung dalam BEM STIA dan STIH. Ia mengucapkan terimakasih atas kepedulian mereka terhadap Aldi.
"Terimakasih banyak, sudah peduli sama Aldi," ujar Utin.
Sambil menggendong Aldi, utin menuturkan, jika kondisi Aldi yang menderita Hidrosefalus. Sebenarnya sudah di ketahui pada saat kandungan berusia 9 bulan. Terdeteksi oleh Dokter pada saat ia melakukan USG.
Rano Karlino menjelaskan keadaan anaknya, sampai saat ini Aldi sudah berumur 7 tahun. Tetapi badannya terlihat kecil, tidak bisa berkomunikasi. Untuk sekedar memberitaukan ibunya saja, kalau ia lapar atau haus, ia tidak mampu.
"Jadi sekarang ibuknya pun gak tau, apa yang Aldi rasakan, apakah ia sedang haus atau lapar. Karena kalau sedang laparpun dia gak bisa ngomong atau nangis, ya bisanya cuman mengira- ngira saja, kalau dirasa sedang haus, maka ibunya akan memberika minum susu, kalau mnurut ibunya Aldi sedang lapar, ibunya akan menyuapkan Aldi dengan bubur," kata Rano bercerita sambil membelai-belai kepala buah hatinya.
Sebagai orangtua, tentunya Rano sudah berusaha sekuat tenaga memperjuangkan kesehatan Aldi, ia berharap ada keajaiban dari Tuhan. Agar anaknya bisa kembali normal, layaknya seperti anak-anak lain seusianya.
"Kami sudah berusaha membawa Aldi berobat, terakhir sekitar 4 tahun yang lalu , kami membawa Aldi ke Rumah Sakit Umum Daerah Riau (RSUD) yang ada di Pekanbaru," kata Rano.
"Namun dokter hanya bisa membantu mengatasi cairan yang ada di kepala Aldi biar gak numpuk, dengan cata memasukkan selang dari kepala sampai ke perut, jadi cairannya keluar melaluo urine," Rano menambahkan.
Kini Rano hanya pasrah, menyerahkan kesembuhan buah hatinya kepada Tuhan, berharap adanya sebuah keajaiban. Karena menurut dokter yang melakukan pemasangan selang, hanya itulah satu - satunya jalan yang bisa dilakukan.
Herus Tristianto(43), salah seorang kerabat Rano turut menjelaskan, alasan dokter memasang selang tersebut, dilakukan supaya tidak terjadi penumpukan cairan dikepala Aldi.
"Kalau enggak di tanam selang di kepala Aldi, bisa bisa kepalanya bakalan terus membesar dan tambah besar dari tahun ke tahun, " Kata Heru Bercerita.
Saat menyerahkan hasil penggalangan dana kepada Rano Karlino orangtua Aldi Febriano, Karto selaku Ketua BEM STIA dan STIH. Mewakili rombongan serta organisasi Tugu Patin , menjelaskan maksud kedatangan mereka.
"Beberapa waktu silam kami melakukan penggalangan dana untuk adik kita Aldi Febriano . Untuk itu kang Rano selaku orangtua Aldi, kiranya bersedia menerima pemberian ini. Mudah - mudah dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan gizi Aldi," kata Karto.
Karto juga berharap semoga dengan adanya kegiatan ini, dapat menjalin silaturahmi untuk kedepannya, ia juga mendoakan yang terbaik untuk kesembuhan dan kesehatan Aldi Febriano.
Menurut Wikipedia, Hidrosefalus merupakan penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural.
Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.
Penderita Hidrosefalus saat masih bayi, berakibat kepala membesar, fontanel antrior menonjol, mata melihat kebawah. Mudah terstimulasi, lemah dan kemampuan makan berkurang. (Zainudin).
Viral Video Penari Erotis Di Turnamen Golf Piala Gubernur Riau
PEKANBARU - Viral video seorang wanita menari dia atas meja tamu dengan dikelilingi banyak pria. .
Kuota Haji Riau 5.047 Orang, Kemenag Riau Tunggu Daftar Nama Jemaah dari Pusat
PEKANBARU - Kementerian Agama (Kemenag) RI telah menetapkan kuota ha.
Dilaksanakan Besok, Muhammadiyah Pekanbaru Sediakan 13 Lokasi Salat Iduladha
PEKANBARU - Pemerintah melalui Kementerian Agama RI telah menetapkan bahwa.
Dewan Tegaskan Jika Pemko Lakukan Pergeseran Anggaran Harus Dilaporkan ke DPRD
PEKANBARU - Untuk pergeseran anggaran guna penanganan Covid-19, DPRD Pekanbaru menegaskan Pemko P.
Kadispora Hazli Fendriyanto Ajak Pemuda Pekanbaru Kembangkan Jiwa Wirausaha
PEKANBARU - Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kota Pekanbaru, Hazli.