Kanal

Manajemen Talenta

By: L.N. Firdaus
Sumber Daya Manusia (SDM) unggul atau talenta semakin diyakini menjadi kunci sukses organisasi profit maupun non profit  untuk mencapai target-target strategisnya. Oleh sebab itu SDM bertalenta mestilah diurus dengan baik sebagai aset strategis.

Kalau tidak diurus secara baik dengan penuh kearifan dan integritas, maka usah menyesal jika SDM kita yang bertalenta lari mengadu nasib ke negeri orang (diaspora). 

Tempat kosong yang ditinggalkan itu lama-kelamaan akan diisi SDM bertalenta yang datang dari negeri lain. Tak usah pula kita memaki hamun karena kita  sendiri tak pandai merawat aset.  

Tak usah pula kita temberang saban waktu membacakan pidato tentang bonus demografi kalau manajemen SDM kita macam biasa-biasa saja dari masa ke masa. 

Kalau sudah menetapkan pengembangan SDM menjadi periotas utama dalam dokumen Rencana Strategis Pembangunan Daerah, maka program dan kegiatan yang dikemas juga harus menjadi prioritas. Jika tidak, maka bukan bonus demografi yang akan kita raih, melainkan petaka demografi. 

Untuk Aparatur Sipil Negara (ASN), peta jalan pengembangannya sudah dibentangkan oleh Presiden Joko Widodo dalam RPJM 4 (2020-2024) yang membidik Digital Talent dan Digital Leader untuk dapat mewujudkan Birokrasi Kelas Dunia. 

Profil SDM yang diharapkan pun sudah jelas, yaitu SDM yang CERDAS dengan delapan karakter:  1).integritas, 2) nasionalisme, 3) profesionalisme, 4) wawasan global, 5) IT & Bahasa Asing, 6) Hospitality, 7) networking, dan 8) entrepreneurship. 

Apa program dan kegiatan yang dikemas saban tahun sudah mengarah ke situ?

Sembilan tahun lagi dari sekarang (2030),  populasi penduduk Indonesia ditaksir akan mencapai 296 juta jiwa (sekarang 271.349.889 jiwa). Porsi jumlah usia produktif akan mencapai 68,1%. Disparitas kualitas SDM Pusat-Daerah masih lebar (Agustina Kurniasih, 2019). 

Sekitar 16 persen aktivitas pekerjaan di Indonesia dapat diautomasi dan ditaksir 23 juta tenaga kerja akan kehilangan pekerjaan yang sudah biasa dilakukan (data entry, payroll officer, production workers, machine operator, dan data collection). 

Keterampilan Kognitif tingkat tinggi, keterampilan emosional dan sosial, dan keterampilan teknologi merupakan tiga perangkat keterampilan utama yang harus dimiliki tenaga kerja pada tahun 2030 (McKinsey Global Institute Workforce, 2019). 

Jika 23 juta pekerjaan itu hilang pada kelompok usia produktif, maka akan terjadi turbulensi ekonomi, sosial, dan politik dalam negeri akibat pergeseran ekstrem iklim ketenagakerjaan di Indonesia. Sekarang saja posisi kita sudah turun kelas menjadi Negara Berpendapatan Menengah ke bawah (lower middle income) gegara pandemi Covid-19. 

Laporan IMD World Talent Rangking 2020 menunjukkan bahwa kelompok negara-negara di Kawasan Asia-Fasifik, Singapura menduduki peringkat 1 yang memiliki talenta pekerja terbaik. Malaysia peringkat 6, Thailand peringkat 10, dan Indonesia peringkat 11 setingkat lebih tinggi dari Filipina di posisi 12. 

Untuk skala dunia, Daya Saing Talenta Indonesia tahun 2020 berada di peringkat 45, turun lima peringkat dibandingkan tahun 2019 di posisi 41. Singapura naik ke peringkat 9 dari peringkat 10 (2019), dan Malaysia tutun ke peringkat 25 dari 22 (2019). Swis,  Negara dengan daya saing SDM talenta tertinggi di dunia di peringkat 1. 

Kalau kita tidak berintegritas mengelola SDM yang bertalenta sebagaimana diharapkan Presiden Joko Widodo, maka  salah-salah hemat SDM kita bisa Telentang…..
--------------------
L.N. Firdaus: 
Anggota Komite Penjamin Mutu  Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM ) Provinsi Riau.

Ikuti Terus Forum Kerakyatan

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER