Kanal

Diskes Tarik Vaksin Covid-19 dari Rumah Sakit dan Puskesmas, DPRD: Segera Lakukan Evaluasi


PEKANBARU  - Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru menarik seluruh vaksin Covid-19 yang terdapat di 28 rumah sakit dan Puskesmas. Penarikan vaksin tersebut diketahui dari surat yang dikeluarkan oleh Diskes Pekanbaru untuk seluruh direktur rumah sakit.

Penarikan vaksin itu sendiri dilakukan karena ketidakcocokan data yang ada di rumah sakit dengan jumlah persediaan dosis vaksin.

Menanggapi hal ini Ketua Komisi III DPRD Pekanbaru, Yasser Hamidy mengatakan dengan penarikan vaksin ini diharapkan seluruh data penerima dan jumlah vaksin yang tersedia di Pekanbaru menjadi cocok dan tidak terjadi ketimpangan data.

"Masyarakat harus tenang dan persepsinya jangan lari, karena penarikan vaksin ini hanya untuk memvalidasi data apakah vaksin yang diberikan dengan pusat cocok apa tidak dengan yang terjadi di lapangan," kata Yasser, Selasa (8/7/2021).

Karena dengan ketimpangan data ini, politisi PKS ini meminta Diskes Pekanbaru untuk segera melakukan evaluasi agar vaksin yang diberikan oleh pemerintah pusat cocok dengan realisasi yang ada di lapangan.

Namun di satu sisi Yasser menyayangkan kenapa surat penarikan vaksin dari Diskes Pekanbaru yang ditujukan kepada pihak rumah sakit tersebar hingga ke masyarakat karena dengan mengetahui hal tersebut bisa memicu keresahan masyarakat Pekanbaru.

"Atau bisa Diskes memanggil Direktur Rumah Sakit dan Puskesmas sembari membawa data, dan bisa langsung dilakukan evaluasi berapa vaksin yang sudah terealisasi dengan jumlah vaksin yang diberikan pemerintah pusat," cakapnya.

Agar tidak kembali membuat masyarakat resah dan membuat masyarakat berprasangka buruk terhadap pemerintah, Yasser mengimbau Diskes Pekanbaru agar mengevaluasi cara berkomunikasinya dengan pihak rumah sakit dan juga Puskesmas.

Lebih jauh apakah Komisi III Pekanbaru akan memanggil Diskes dan juga rumah sakit serta Puskesmas yang ada di Pekanbaru, Yasser menyebutkan dirinya akan menggelar rapat internal terlebih dahulu apakah akan dipanggil atau cukup dikomunikasikan saja.

"Akan segera kita rapatkan, tapi kalau cukup dengan komunikasi saya rasa bisa juga mewakili," tutupnya.

Sebelumnya Plt Dinas Kesehatan Pekanbaru Arnaldo Eka Putra mengatakan penarikan vaksin itu lantaran ada ketidakcocokan data.

Arnaldo menyebut, data vaksin di rumah sakit tidak sesuai dengan jumlah persediaan dosis vaksin. Ia menjelaskan, data jumlah vaksin seharusnya terdapat dalam Sistem Monitoring Imunisasi Logistik secara Elektronik (SMILE).

"Vaksin disuntikan tapi tidak cocok dengan data P-Care. Pihak rumah sakit harusnya memasukkan data warga yang sudah suntik vaksin dalam data P-Care. Mereka yang sudah suntik vaksin mestinya tercatat. Petugas melakukan input dalam data P-Care," kata Arnaldo, Selasa (7/6/2021).

Menurutnya, petugas di rumah sakit juga harus memasukkan data warga penerima vaksin secara manual ke data excel.

"Datanya tidak cocok, Walikota dan Dinkes Provinsi mempertanyakan itu. Sebab vaksin yang terpakai di rumah sakit tidak terdata dengan baik," jelasnya.

Lanjutnya, pemerintah pusat juga mengira stok vaksin di Pekanbaru masih banyak. Artinya, Diskes akan sulit mengajukan permintaan vaksin jika pusat melihat data itu.

Diskes juga tidak punya regulasi untuk mengakses P-Care. Untuk itu, Ia meminta direktur rumah sakit mengembalikan dan menyelesaikan data yang diminta. Setelah data itu selesai, Diskes akan mendistribusikan vaksin tersebut.

"Data ini jadi pertimbangan Kementrian menambah pasokan vaksin ke Kota Pekanbaru. Namun data di P-Care tidak mereka input," jelasnya.

Ia menyebut, total ada sekitar 1800 vial vaksin yang ditarik. Jumlah itu bisa untuk 18.000 suntik atau dosis. "Jadi ada ketimpangan antara vaksin yang terpakai dan yang tercatat di rumah sakit," jelasnya.(Parlementaria)

Ikuti Terus Forum Kerakyatan

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER