• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Hukrim
  • Politik
  • Eksbis
  • Hukrim
  • Autotekno
  • Serba Serbi
  • Video
  • Regional
  • More
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
PILIHAN +INDEKS
TEROR APARAT (Atas Nama) "MAFIA LAHAN" DI BENCAH SERATUS.
Dibaca : 85 Kali
Masalah Gaji Jangan Jadi Dalih Mengabaikan Kewajiban Perimbangan Berita
Dibaca : 75 Kali
Owner Satuju.Com & PJSRiau.Com Kirim Wartawan Pelatihan Pra -UKW
Dibaca : 61 Kali
PJC Apresiasi Semangat JOIN Rohul Tingkatkan Profesionalisme Anggota
Dibaca : 101 Kali
Anggota JOIN Rohul Ikuti Pelatihan Pra-UKW di PJC
Dibaca : 63 Kali

  • Home
  • Eksbis

ANCAMAN UTANG

Redaksi

Selasa, 15 Juni 2021 07:09:45 WIB
Cetak
ANCAMAN UTANG

By: Robby Patria

Ekonomi bukan hanya soal memperoleh penghasilan, tetapi juga bagaimana memanfaatkan penghasilan itu dengan baik untuk meningkatkan kehidupan dan kebebasan kita (Amartya Sen).

Rezim utang nampaknya melanda negara negara maju dan negara berkembang guna menghadapi pandemi Covid 19.Tak terkecuali Amerika yang menaikkan utang mereka melebihi 132 persen dari PDB. Negara mencari penghasilan untuk mendanai pembangunan dan masalah sosial akibat Pandemi Covid 19 melalui utang. 

Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan Indonesia yakin dengan menaikan utang Indonesia akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi dan mengamankan stabilitas perekonomian Indonesia. Ia mematok hingga batas 43 persen dari PDB ketika rapat dengan DPR pada akhir Mei 2021.

Contoh lain di negeri Paman Sam misalnya Presiden Biden memperkirakan defisit $1,8 triliun untuk 2022 dan defisit $1,3 triliun untuk tahun-tahun mendatang untuk mendanai investasi besar di bidang pendidikan, infrastruktur, dan jaring pengaman sosial, penelitian, jalan dan jembatan, Internet berkecepatan tinggi untuk semua, pra-K universal, program jaring pengaman dan perawatan kesehatan rumah yang diperluas untuk orang tua.(Washington Post).

 Secara keseluruhan, Biden mengusulkan semacam ekspansi besar-besaran dari peran pemerintah federal dalam perekonomian yang tidak terlihat sejak Perang Dunia II.

Dengan kebijakan utang yang tinggi tim ekonomi Biden memperkirakan akan menikmati pertumbuhan yang lebih cepat, lapangan kerja penuh dan inflasi moderat yang tidak pernah naik di atas 2,3 persen. Dan sekarang di Amerika tersedia banyak lapangan pekerjaan setelah sebelumnya banyak yang nganggur.

Efek utang ini, maka Biden akan menaikan pajak bagi kalangan berada atau orang kaya yang sebenarnya tak sesuai dengan janji politiknya. Pajak akan dianggap menutupi sedikit utang yang melambung. Ini juga mirip dengan wacana Sri Mulyani menaikkan pajak bagi kalangan berada di Indonesia agar pendapatan dari sektor pajak kita meningkat. 

Lalu bagaimana utang di Indonesia? Tahun 2019 sudah mencapai 30,33% dari PDB.  Januari tahun ini sudah menembus angka 40%, yaitu  mencapai 40,28%. Lalu, tahun depan sudah mencapai 44%. Utang kita sudah menembus Rp6.445 triliun sampai Maret 2021.

Semua itu untuk memperlancar proyek infrastruktur, dan stabilitas nasional khususnya bidang sosial dalam mengatasi masalah pandemi. 

Persoalannya, di Maret 2021, masih ada Rp180 triliun lebih dana transfer daerah dari APBN  itu mengendap di kas daerah yang dititipkan di bank bank daerah. Memang ada bunga dari dana yang mengendap itu. Namun dampaknya buruk karena memperlambat laju pertumbuhan ekonomi di daerah.

Misalnya di Provinsi Kepulauan Riau, sampai dengan April serapan anggaran masih rendah baru 10 persen sehingga Presiden Joko Widodo mengingatkan Pemda untuk segera belanja APBD  ketiga Jokowi kunjungan kerja di Kepri 19 Mei lalu.

Ia mendesak agar proyek proyek pembangunan dapat dilelang sehingga ekonomi masyarakat bergerak. Jangan hanya belanja pegawai saja yang dipercepat. Namun belanja modallah yang utama agar masyarakat bawah dapat merasakan tetesan APBD maupun APBN.

Yang menarik, banyak Pemerintah daerah menerapkan divisit cukup besar. Dengan meningkatkan belanja daripada pendapatan saat menyusun APBD. Sementara, di triwulan kedua, belanja yang sudah disusun masih terkendala dan tak berjalan sesuai rencana dengan pelbagai alasan. Ujung ujungnya di akhir tahun, sisa anggaran ditemukan banyak tersisa di setiap OPD karena kegiatan tak terlaksana.

Dengan kondisi perekonomian dunia, nasional, yang masih diprediksi belum stabil, maka tak ada yang tahu target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi 5 persen dapat terwujud. Dibanding tahun lalu, Indonesia memang sudah lebih baik. Namun kalah baik dibandingkan Vietnam yang sukses tumbuh di 2,9 persen.

Pertumbuhan ekonomi Vietnam didorong oleh manufaktur yang terus berproduksi. Negara komunis itu sukses mengendalikan pandemi dibandingkan Indonesia yang saat ini masih berjuang berada di papan atas di Asia Tenggara.

Kuncinya, pandemi dapat dikendalikan maka ekonomi akan tumbuh bergerak. Sementara jika pandemi tak dapat dikendalikan karena keterbatasan tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, kekuatan keuangan, kepatuhan warga akan protokol kesehatan, dan kebijakan yang baik, maka pandemi terus bertambah. Otomatis sektor perekonomian akan stagnasi. 

Jika pun pertumbuhan ekonomi naik dengan bantuan subsidi pemerintah dengan strategi utang. Risiko jika utang terlalu besar, maka  pemerintah ke depan akan direpotkan membayar pinjaman berupa bunga pinjaman dan angsuran pokok. 

Apalagi jika proyek infrastruktur tak sesuai harapan untuk menggerakkan roda perekonomian. Maka pengangguran akan bertambah. Kemiskinan bertambah, beban layanan kesehatan bertambah, maka persoalan kesejahteraan tambah rumit.

Sebagai contoh, mereka yang terlibat dalam pengerjaan proyek jembatan, biasanya adalah tenaga kerja yang skill yang memadai. Tak banyak yang menggunakan tenaga kerja lulusan SD,SMP maupun SMA.

 Beda dengan proyek swakelola seperti membangun selokan, pelebaran jalan, dan rehabilitasi sekolah yang dapat dikerjakan warga biasa. Tak perlu skill khusus. Asal bisa mencangkul dan kuat fisik sudah bisa kerja. Di masa pandemi saat ini, proyek proyek swakelola dapat memberi banyak manfaat mengurangi angka pengangguran.

 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat adalah cita cita bagi setiap pemimpin negeri ini. Bukan keadilan dan kesejahteraan bagi kalangan kaum oligarki dan sejenisnya.

Ingatlah kata dari Kautilya dalam The Arthashasra lebih dari 2000 tahun lampau, "Sepertinya hal mustahil untuk tidak mencicipi madu atau racun yang mungkin sudah berada di ujung lidah seseorang, demikian pula mustahil bagi orang orang yang berurusan dengan dana dana pemerintah untuk tidak mencicipi, paling tidak setetes saja kekayaan sang raja."

Robby Patria
Mahasiswa S3 University Tun Hussien Onn Malaysia (UTHM)


[Ikuti ForumKerakyatan.com


ForumKerakyatan.com

BERITA LAINNYA +INDEKS
Eksbis

Poktan Pendatang Baru Saingi Dua Poktan PSR Sebelumnya

Senin, 12 Juli 2021 - 21:24:15 WIB

Laporan:Julianto (Bengkalis) Bengkalis - Dalam upaya melengkapi data .

Eksbis

Indodax Kembali Raih Penghargaan Startup Aset Kripto Terbaik dari Duniafintech Awards

Kamis, 20 Januari 2022 - 09:22:10 WIB

JAKARTA- INDODAX, pionir startup kripto dan blockchain lokal yang sudah berdiri .

Eksbis

Mukson: Petani Sawit Milenial, Masa Depan Petani Sawit

Sabtu, 03 Juli 2021 - 07:16:02 WIB

Reporter : Syahrizal Arif Generasi mil.

Eksbis

Inflasi Provinsi Riau Naik 0,12 Persen, Ini Penyebabnya

Senin, 12 Desember 2022 - 14:17:02 WIB

Pekanbaru - Jelang perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru), inflasi di .

Eksbis

Roy Marten Heran Anak-anaknya Masih Jomblo

Rabu, 08 Juli 2020 - 15:43:35 WIB

Aktor Roy Marten tengah dibuat heran oleh dua putranya, Gading Marten dan Gibran Marten. Hingga k.

Eksbis

Pengelolaan Parkir Swastanisasi Lagi, DPRD Pekanbaru Ingatkan Soal Kegagalan Sebelumnya

Kamis, 19 Agustus 2021 - 22:25:03 WIB

PEKANBARU - DPRD Kota Pekanbaru mewanti-wanti Dinas Perhubungan (Dishub) agar kegagalan pengelola.

TULIS KOMENTAR +INDEKS


Terkini +INDEKS
TEROR APARAT (Atas Nama) "MAFIA LAHAN" DI BENCAH SERATUS.
24 September 2023
Dinas PUPR Pekanbaru Keruk Endapan Lumpur di Parit Jalan Riau
23 September 2023
Mayat Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Sungai Siak Pekanbaru
23 September 2023
Harga Kopra dan Sagu Naik, Ini Daftar Harga Komoditi Perkebunan di Riau
23 September 2023
Calon Peserta Mulai Mendaftar Seleksi PPPK Pemprov Riau
23 September 2023
Dispora Bentuk Tim Percepatan Pengembangan SKO Riau
22 September 2023
Ruas Jalan di Pekanbaru Rusak Dampak Pengadaan Air Bersih, Ini penjelasannya
22 September 2023
Seleksi Dirut BRI Syariah Resmi Dibuka, Berikut Syarat yang Harus Dipenuhi Bagi Pelamar
22 September 2023
Suporter Semen Padang FC Dilarang Nonton Pertandingan Lawan PSPS di Pekanbaru
21 September 2023
Jumlah Titik Parkir Legal di Pekanbaru Capai 1.582 Tempat
21 September 2023
TERPOPULER +INDEKS
  • 1 Jekson Sihombing,S.H.: SPI Rohil, Komit Ikut SKW Wartawan
  • 2 Eldja Septarima Ketua FPTI Inhu Support Dinda Nafila Atlet Panjat Tebing Asal Kuansing
  • 3 Kapolsek Kunto Darussalam Pimpin Razia Kafe Remang-Remang & Pakter Tuak
  • 4 Intsiawati Ayus Mundur dari Perindo, Ini Alasannya
  • 5 Satgas Gakkum Sat Lantas Polres Rohul Gelar Hunting System OPLK 2023
  • 6 Duka Mendalam, Masih Membekas di Hati Para Korban
  • 7 Wahyudi El Panggabean: Wartawan Jangan Pengecut dan Malas Verifikasi Informasi
Forum Kerakyatan

PT Pekanbaru Jurnalis Media
Jalan Rambutan 13 B, Kecamatan Marpoyan Damai
Pekanbaru - Riau, 28282, Phone. +62852-1276-2964
Email: [email protected]

Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Pemberitaan
Info Iklan
Kontak
Disclaimer

©2020 ForumKerakyatan.com